Kombinasikan Kemajuan AI dengan Wastra Indonesia

Tampilan laman batik AI karya dosen Informatika UMM yang dapat diakses melalui batik.umm.ac.id. Sumber: Screenshot 

Tahun 2024, eksistensi teknologi semakin digunakan di segala bidang. Isu bahwa manusia akan tergantikan oleh mesin semakin mencuat. Apalagi, Artificial Intelligence (AI) terus-menerus memunculkan inovasinya. Teknologi yang memang diperuntukkan oleh manusia ini pun semakin menggerus beberapa profesi yang semula baik-baik saja. 

Namun, desus itu pun berhasil ditampik oleh Agus Eko Minarno, selaku dosen Informatika Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Ia justru mengawinkan AI dengan warisan Tanah Air. Ide liar ini pun dibalutnya dalam tajuk Teknologi Generative Adversial Networks (GANs) atau yang lebih dikenal dengan ‘Batik Gan’. 


Hal ini diinisiasi karena sedari dulu ia tertarik pada wastra Indonesia ini. Agus, sapaannya, justru mengharapkan adanya konsep atau motif terbaru. Alasannya sederhana, karena motif yang sekarang cenderung stagnan. Perlu ada pengembangan lebih lanjut. 


Hebatnya, teknologi ini dapat mengombinasikan dan menciptakan batik motif baru yang apik. Bahkan, dalam hitungan detik dapat menghasilkan kurang lebih 100 motif baru. Selain itu, AI ini juga dapat mengidentifikasi batik apa yang kita potret. Terdengar agak aneh, tapi beginilah faktanya. 


Dalam perjalanannya, Agus bekerja sama dengan Paguyuban Pecinta Batik Indonesia (PPBI) Sekar Jagad dan pengrajin batik. Selain itu, ia juga turut menggandeng praktisi, seperti dosen Informatika UMM serta pada kolektor batik. 




Komentar

Postingan Populer